Friday, March 6, 2009

Elegi Misteri Di Balik Pertunjukkan Matematika

Oleh: Marsigit

Penonton:
Wahai orang tua berambut putih. Mengapa hingga kini aku tidak mengerti siapa matematika 1 dan matematika 2 itu?

Orang tua berambut putih:
Benar penonton, itulah sebenar-benar engkau. Itulah batas pengetahuanmu. Padahal dialog itu hanyalah dialog anak-anak matematika yang masih duduk dibangku SMP. Itulah mengapa engkau tidak boleh berlaku sombong di muka bumi ini. Namun itulah sifatmu, kadang-kadang setelah aku tunjukkan misteri itu maka engkau melecehkan pula. Tetapi sombong atau tidak itu bukan urusanku. Urusanku hanyalah selalu berusaha hadir di setiap pertanyaanmu.

Penonton:
Untuk yang ini memang benar-benar aku tidak tahu. Apakah yang dimaksud dengan ucapan matematika 1 “Amvoim kolian koi kordia ahdisong boldiah kolian koi ahdisong corcuran sombadadu nol”.

Orang tua berambut putih:
Itulah sebenar-benar metafisik. Metafisik adalah hakekat dibalik yang fisik. Jadi agar engkau mengetahui makna kalimat itu maka berusahalah mengungkap disebalik apa yang terkandung pada kalimat tersebut.
Untuk itu maka gunakanlah segenap pemikiran, ketelitian dan imajinasimu. Tetapi apakah yang dimaksud dengan kalimat “Amvoim kolian koi kordia ahdisong boldiah kolian koi ahdisong corcuran sombadadu nol”

Orang tua berambut putih:
Gampang saja, mari kita tanya saja langsung kepada yang bicara, yaitu matematika. Wahai matematika, coba jelaskan apakah yang anda maksud dengan “Amvoim kolian koi kordia ahdisong boldiah kolian koi ahdisong corcuran sombadadu nol”

Matematika 1:
Aku gunakan bahasa simbol tingkatan ke dua. Jika amvoim = a, kolian= kali, koi= x, kordia=kuadrat, ahdisong= ditambah, boldiah=b, corcuran=c, sombadadu=0, maka kalimat itu akan berbunyi:
a kali x kuadrat ditambah b kali x ditambah c sama dengan 0.
Itulah sebenar-benarnya aku. Dengan kalimatku itu aku ingin mengatakan bahwa aku adalah persamaan kuadrat: ax2 + bx + c = 0

Penonton:
Lalu.., apa artinya kalimat matematika 2?

Matematika 2:
Silahkan teruskan metode dari matematika 1 tadi, maka engkau akan memperoleh kalimat-kalimat sebagai prosedur menemukan rumus untuk mencari akar persamaan kuadrat.

Penonton:
Lalu..apakah makna kalimat terakhir?

Matematika 2:
Kebanyakan dirimu adalah pemalas. Tetapi baiklah aku akan jelaskan. Kalimat terakhirku berbunyi:
“Dirimu tidak lain tidak bukan adalah halasuta dari nugata boldiah ahdisong dengan avran kordia dari boldiah kordia darkuring ampaho kolian amvoim dikolian corcuran ndabigu dua kolian amvoim, atau nugata boldiah darkuring kordia dari boldiah darkuring ampaho kolian amvoim kolian corcuran ndabigu duakolian amvoim”

Untuk memahami cobalah: halasuta= salah satu, nugata= negatif, boldiah=b, ahdisong= ditambah, avran= akar, kordia=kuadrat, darkuring=dikurangi, mpaho=4, kolian= kali, amvoim=a, dikolian= di kali, ndabigu= di bagi, maka sebenar-benar diriku ingin mengatakan bahwa:

x = (-b + Vb2-4ac)/2a atau x = (-b - Vb2-4ac)/2a

Penonton:
Oh kaya gitu.

Orang tua berambut putih:
Lha ya iya. Itulah hakekat mengungkap sesuatu dari tidak jelas menjadi jelas. Itulah hakekat mengungkap sebuah misteri. Pekerjaan bagi para pemikir. Amien.

2 comments:

haris fadilah said...

Matematika adalah bahasa symbol,cukup dengan satu baris memiliki arti yang dalam.Dengan symbol-simbol dan angka kita dapat berkomunikasi.Akan tetapi,itu dapat berkomunikasi dengan symbol dan angka butuh pemikiran untuk merangkainya menjadi makna yang bisa di pahami dan bernilai benar.Tidak semudah berkomunikasi dengan bahasa sehari-hari yang sering di gunakan.Berpikirlah sebelum kita memulai untuk berbicara.

Tegar said...

akhirnya semua kesombonganku pupus. ternyata dibalik semua ilmu yang aku punya tentang matematika, masih ada tak hingga pengetahuan yang belum aku ketahui. terima kasi ya Allah yang sudah mengirimkan orang tua berambut putih untuk menyadarkanku...
Iwan Tegar Mandiri