Oleh: Marsigit
Subyek penanya:
Wahai hakekat, siapakah sebenarnya dirimu itu? Dimana tempat tinggalmu? Bagaimana aku mengenalmu? Seperti apa ciri-cirimu?
Hakekat:
Aku adalah paling dalam dan paling luas. Tempat tinggalku tidak menentu. Aku terkadang di dalam dirimu, tetapi terkadang di luar dirimu.
Subyek penanya:
Jika engkau paling dalam dan paling luas, bagaimana aku bisa mengenalmu?
Hakekat:
Jikalau engkau menemukan masih ada yang lebih dalam dari diriku, maka diriku itu bukan diriku.
Jikalau engkau menemukan masih ada yang lebih luas dari diriku, maka diriku itu bukan diriku.
Subyek penanya:
Jika engkau di dalam diriku, bagaimana aku bisa mengenalmu?
Hakekat:
Aku yang berada dalam dirimu itu sesungguhnya bermacam-macam. Aku bisa satu dan aku bisa banyak. Aku bisa diam dan aku bisa bergerak. Aku bisa bergerak keluar dan aku bisa bergerak ke dalam. Aku bisa permulaan dan aku bisa bukan permulaan. Aku bisa akhiran dan aku bisa bukan akhiran. Aku bisa dalam pikiranmu tetapi aku juga bisa di dalam hatimu. Aku bisa relatif, tetapi aku juga bisa absolut. Aku bisa yang benar dan aku bisa yang salah. Aku bisa yang baik dan aku bisa yang buruk. Aku bisa mandiri dan aku bisa tidak mandiri. Aku bisa tersembunyi, tetapi aku juga bisa tidak tersembunyi. Aku bisa sebab, tetapi aku juga bisa bukan sebab. Au bisa konsisten, aku juga bisa tidak konsisten.
Sunyek penanya:
Jika engkau berada di dalam diriku, bagaimana aku bisa menemui dan berkomunikasi denganmu?
Hakekat:
Untuk menemuiku yang berada dalam dirimu, maka tengoklah pada dirimu. Menengok pada dirimu adalah bercerminlah untuk mengetahui siapa dirimu. Untuk mengetahui siapa dirimu maka bertanyalah kepada orang tua beramut putih.
Subyek penanya:
Wahai orang tua berambut putih, bagaimanakah aku bisa menemui dan berkomunikasi dengan hakekat –hakekat itu?
Orang tua berambut putih:
Banyaklah membaca. Bacaanmu adalah semua yang berada di dalam maupun yang berada di luar kesadaranmu. Maka sesungguh-sungguhnya membaca adalah kesadaran. Jadi sebenar-benar aku ingin mengatakan bahwa cara bagi anda untuk menemui dan berkomunikasi dengan hakekat yang berada di dalam dirimu adalah kesadaran itu sendiri.
Subyek penanya:
Jika kesadaran adalah alatku maka bagaimana kesadaran itu mampu menemui dan berkomunikasi dengan hakekat - hakekat itu?
Orang tua berambut putih:
Ketahuilah bahwa sebenar-benar yang terjadi adalah bahwa kesadaran pastilah tentang kesadaran sesuatu.
Subyek penanya:
Saya belum jelas apa yang dimaksud dengan kesadaran sesuatu.
Orang tua berambut putih:
Itulah sebenar-benar kesaksianku, bahwa kesadaran sesuatu, dapat ditaruh di depan hakekat apapun.
Subyek penanya:
Aku belum jelas. Misal aku ingin mengetahui hakekat satu, hakekat banyak, hakekat diam, hakekat bergerak, hakekat bergerak keluar, hakekat bergerak ke dalam, hakekat permulaan, hakekat bukan permulaan, hakekat akhiran, hakekat bukan akhiran, hakekat dalam pikiranmu, hakekat di dalam hatimu, hakekat relatif, hakekat absolut, hakekat benar, hakekat salah, hakekat baik, hakekat buruk, mandiri, hakekat tidak mandiri, hakekat tersembunyi, hakekat tidak tersembunyi, hakekat sebab, hakekat bukan sebab, hakekat konsisten, dan hakekat tidak konsisten.
Kemudian bagaimana caranya?
Orang tua berambut putih:
Tinggal letakkanlah kesadaranmu tentang di depan mereka semua?
Subyek penanya:
Jadi untuk mengetahui hakekat satu, maka aku harus punya kesadaran tentang satu begitu?
Jadi untuk mengetahui hakekat banyak, maka aku harus punya kesadaran tentang banyak begitu?
Jadi untuk mengetahui hakekat diam, maka aku harus punya kesadaran tentang diam begitu?
Jadi untuk mengetahui hakekat bergerak, maka aku harus punya kesadaran tentang bergerak begitu?
Jadi untuk mengetahui hakekat bergerak keluar, maka aku harus punya kesadaran tentang bergerak keluar begitu?
Jadi untuk mengetahui hakekat bergerak ke dalam, maka aku harus punya kesadaran tentang bergerak ke dalam begitu?
..
dst..dst..?
Orang tua berambut putih:
Tepat sekali. Seterusnya silahkan berkomunikasi dengan hakekat-hakekat tersebut
Subyek penanya:
Wahai hakekat satu. Bagaimana bisa aku mempunyai kesadaran tentang dirimu itu?
Hakekat satu:
Sejak lahir ibumu sudah menunjukkan satu tulunjuk jarinnya kepadamu. Setelah besar, engkau mengatahui bahwa ibumu hanyalah satu. Setelah remaja, engkau mempelajari bahwa Tuhan mu hanya ada satu. Demikian seterusnya. Apakah engkau belum menyadari tentang hakekat satu?
Subyek penanya:
Wahai hakekat banyak. Bagaimana bisa aku mempunyai kesadaran tentang dirimu itu?
Hakekat banyak:
Sejak lahir engkau telah mengetahui banyak orang di sekitarmu. Setelah besar, engkau mempunyai banyak teman-teman. Setelah remaja dan dewasa engkau mempunyai banyak masalah. Demikian seterusnya. Apakah engkau belum menyadari tentang hakekat banyak?
Subyek penanya:
Wahai hakekat diam. Bagaimana bisa aku mempunyai kesadaran tentang dirimu itu?
Hakekat diam:
Sejak lahir engkau telah mengetahui bahwa gunung-gunung itu dalam keadaan diam. Setelah besar dan dewasa engkau mengetahui bahwa jantungmu suatu saat nanti dalam keadaan diam. Apakah engkau belum menyadari tentang hakekat diam?
Subyek penanya:
Wah..banyak sekali ternyata hakekat-hakekat itu yang harus aku sadari. Wahai orang tua berambut putih, jadi kalau begitu secara umum bagaimanakah aku bisa menyadari semua hakekat-hakekat itu?
Orang tua berambut putih:
Inilah sebenar-benar kesaksianku. Itulah sebenar-benar ilmumu. Jikalau engkau ingin menggapai hakekat, maka letakkan segenap kesadaranmu di depan mereka. Agar engkau dapat menyadari tentang hakekat-hakekat itu, maka terjemahkan dan diterjemahkanlah mereka dan dirimu itu dalam ruang dan waktu.
Saturday, March 14, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
saya berpendapat manusia hidup,waktu dia bergerak,bernafas dan melakukan kegiatan rutin nya harus tahu tentang hakekat nya sebagai mahkluk hidup sehingga semua kelakuannya akan dapat terkontrol.Salah satu contoh Hakekat Manusia hidup di dunia ini sebagai pemimpin minimal sebagai pemimpin bagi diri sendiri.
jadi apakah dalam berkomunikasi dengan hakekat, setiap orang mempunyai kesadaran masing-masing sesuai dengan dimensinya? bagaimana menemukan kesadaran yang tentang hakekat secara sebenar-benarnya yang absolut? apakah harus mempunyai dimensi setinggi-tingginya?
dengan mempunyai kesadaran tentang hakekat, bagaimana kita menghindari kesombongan dalam memahami kesadaran sesuatu? padahal kita harus berpikir setinggi-tingginya untuk menggapai hakekat itu.
untuk menggapai hakekat yang paling dan paling apa saja, apakah secara otomatis kita harus bisa sadari semua tentang hal yang paling dan paling apa saja ?
kalau begitu, celakalah manusia yang tidak mampu menyadari kehadiran dari hakekat sadar.
Jika hakekat itu meltakan ksadaran didepanya, sedangkan kesadaran itu sendiri adalah suatu kekosongan/hampa, bolehkah kita menganalogkan banwa hakekat semua ini hampa jg, Tinggalah Tuhan...?
Arif Munandar
Sebenarnya yang diuraikan itu adalah hakekat dari obyek yang dipikir. Sedangkan hakekat dari obyek yang di yakini belum disinggung, tetapi metodenya hampir sama, yaitu letakkanlah hatimu di depan setiap yang engkau yakini.
NOKA SETYA MAHARANI
PEND. MATEMATIKA
08301244013
Yaaa.. untuk mengapai hakekat sesuatu sudah pastilah kita harus memahami seluk beluk akan akan hal itu atas kesadaran kita.kitapun harus menyadari apa-apa yang ada di luar pikiran kita, di luar kesadaran kita. Itulah sebenar-benarnya menggapai hakekat.
Terimakasiii ^^
Post a Comment