Sunday, May 10, 2009

Elegi Perbincangan Bukan Benar dan Bukan Salah

Oleh Marsigit

Bukan benar dan bukan salah:
Kami-kami ini adalah bukan benar dan bukan salah. Kami bukan benar tetapi kami juga bukan salah. Selama ini memang kami merasa terpinggirkan oleh hak istimewa yang diperoleh benar dan salah. Tetapi tidak apalah, kami juga ingin selalu menjaga silaturahim diantara bukan benar dan bukan salah. Setelah saya identifikasi, ternyata cukup banyak juga anggotaku itu.

Pertanyaan:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah pertanyaan. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat pertanyaan yang benar atau pertanyaan yang salah. Padahal aku sekedar bertanya. Menurutku pertanyaanku itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara anggotamu. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan pertanyaan-pertanyaanku, karena pertanyaanku itu sesungguhnya bukanlah benar dan bukanlah salah.

Keadaan:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah keadaan. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat keadaan yang benar atau keadaan yang salah. Padahal aku sekedar keadaan. Menurutku keadaanku itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara anggotamu. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan keadaan-keadaanku, karena keadaanku itu sesungguhnya bukanlah tentang keadaanbenar dan bukanlah tentang keadaan salah.

Waktu:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah waktu. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat waktu yang benar atau waktu yang salah. Padahal aku sekedar waktu. Menurutku waktuku itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara bukan benar dan bukan salah. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan waktu-waktuku, karena waktuku itu sesungguhnya bukanlah tentang waktu benar dan bukanlah tentang waktu salah.

Ruang:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah ruang. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat ruang yang benar atau ruang yang salah. Padahal aku sekedar ruang. Menurutku ruangku itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara bukan benar dan bukan salah. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan ruang-ruangku, karena ruangku itu sesungguhnya bukanlah tentang ruang benar dan bukanlah tentang ruang salah.

Persepsi:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah persepsi. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat persepsi yang benar atau persepsi yang salah. Padahal aku sekedar persepsi. Menurutku persepsiku itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara bukan benar dan bukan salah. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan persepsi-persepsiku, karena persepsiku itu sesungguhnya bukanlah tentang persepsi benar dan bukanlah tentang persepsi salah.

Logika:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah logika. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat logika yang benar atau logika yang salah. Padahal aku sekedar logika. Menurutku logika itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara bukan benar dan bukan salah. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan logika-logikaku, karena logika itu sesungguhnya bukanlah tentang logika benar dan bukanlah tentang logika salah.

Benar:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah benar. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat benar yang benar atau benar yang salah. Padahal aku sekedar benar. Menurutku benar itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara bukan benar dan bukan salah. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan benar-benar, karena benar itu sesungguhnya bukanlah tentang benar benar dan bukanlah tentang benar salah.

Salah:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah salah. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat salah yang benar atau benar yang salah. Padahal aku sekedar salah. Menurutku salah itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara bukan benar dan bukan salah. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan salah-salah, karena salah itu sesungguhnya bukanlah tentang salah benar dan bukanlah tentang salah salah.

Bukan benar:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah bukan benar. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat bukan benar yang benar atau bukan benar yang salah. Padahal aku sekedar bukan benar. Menurutku bukan benar itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara bukan benar dan bukan salah. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan bukan benar-bukan benar, karena bukan benar itu sesungguhnya bukanlah tentang bukan benar benar dan bukanlah tentang bukan benar salah.

Bukan salah:
Wahai bukan benar dan bukan salah, aku adalah bukan salah. Aneh pula jika ada orang mengatakan aku telah membuat bukan salah yang benar atau bukan salah yang salah. Padahal aku sekedar bukan salah. Menurutku bukan salah itu tidaklah dapat dikatakan sebagai benar atau sebagai salah. Maka jelaslah kiranya bahwa aku termasuk satu diantara bukan benar dan bukan salah. Maka aku juga ingin berpesan kepada para benar atau salah, janganlah engkau selalu berusaha mengajakku untuk menjadi anggotamu. Jangan pula engkau merasa risau dengan bukan salah-bukan salah, karena bukan salah itu sesungguhnya bukanlah tentang bukan salah benar dan bukanlah tentang bukan salah salah.

Benar dan salah protes:
Wahai semuanya, sungguh lihai engkau mengelabuiku. Bagiku tiadalah ada di dunia ini yang tidak termasuk ke dalam benar atau salah. Aku tidak mempercayaimu. Ketidakpercayaanku terhadap dirimu, itu adalah pertanda bahwa engkau itu tidak benar. Wahai bukan benar dan bukan salah, kendalikanlah anggota-anggotamu itu, supaya tidak melampaui batas. Tetapi aku juga sedikit ragu apakah protesku ini benar atau salah?

Orang tua berambut putih:
Nantikan elegi berikutnya, mungkin akan ada jawaban dari para logos.

12 comments:

Ika Septiana said...

Saya mengalami kebingungan pada titik ini... Saya takut terjebak dalam mitos - mitosku...
Karena saya sering merasakan hal tersebut, bahwa apa yang saya pikirkan, ucapkan dan lakukan bukanlah sesuatu yang harus dieksekusi sebagai suatu kebenaran atau kesalahan. Lantas apakah semua yang di dunia ini hanya ada benar dan salah? jika sesuatu itu tidak benar, apakah pasti sebuah kesalahan? Apakah tidak ada open ended di dunia in?

Marsigit said...

Ika Septiana...semoga kebingunganmu itu merupakan sintesismu menghadapai tesis-tesis yang aku berikan. Maka sebenar-benar tantanganmu adalah memperoleh anti-tesis anti-tesis untuk kemudian memperoleh tesis-tesis baru. Tetapi jagalah agar kebingunganmu itu hanyalah berada dalam pikiranmu. Inilah sebenar-benar olah pikirmu. Janganlah engkau sekali-kali bingung di dalam hatimu. Jika hatimu mulai bingung maka segeralah berdoa, beribadah dan mohon ampun kepada Allah SWT.

Achira said...

Bukan salah, belum berarti benar....
Bukan benar, belum berarti salah....
Suatu kontradiksi memang, bila kita hanya melihat secara sekilas saja....
Namun inilah kenyataan yang sering kali kita hadapi didunia...karena ternyata di dunia inibenar dan salah hanyalah merupakan kesepakatan saja...akan tetapi sesungguhnya KEBENARAN DAN KESALAHAN tidak ada yang tahu bagaimana? ? Apakah kata "tergantung..../ relatif" bisa menjawab??..

terimakasih

ARIF MU'NANDA'R said...

apabila elegi ini berdiri sendiri sabagai sebuah statemen lepas, ini sangat membingungkan. mungkin didalamnya ada uraian yang ambigu yang rawan terjadi salah penafsiran

Dini Wirianti, S.Pd::Graduate student::LTA::09706251003 said...

Karena milik manusia masih bersifat relatif, sebaiknya manusia serahkan saja "benar dan salah" kepada Tuhan yang bersifat mutlak. Jika manusia sudah kehilangan arah untuk menentukan "benar dan salah," akan lebih baik jika berhenti sejenak dan mohon petunjuk dari Yang Kuasa.

Safrin said...

Safrin Hamataher/LTA
Benar dan salah pada tataran manusia selalu kontradiksi, karena manusia melihat suatu persoalan dengan sudut pandang yang berbeda - beda "benar" bagi orang tertentu, belum tentu benar bagi yang lainya dan sebaliknya "salah" bagi sebagian orang belum tentu salah bagi yang lainya.

tidak ada kebenaran yang abadi dan sebaliknya. Karnannya kita memohon ampun dan petunjuk pada Ilahirobbi sehingga kita bisa menentukan yang benar adalah benar dan salah adalah salah, karna hanya Allah lah yang dapat kebenaran yang sebenar - benarnya maupun kesalahan yang benar - benar salah.

Safrin said...

Safrin Hamataher/LTA
Benar dan salah pada tataran manusia selalu kontradiksi, karena manusia melihat suatu persoalan dengan sudut pandang yang berbeda - beda "benar" bagi orang tertentu, belum tentu benar bagi yang lainya dan sebaliknya "salah" bagi sebagian orang belum tentu salah bagi yang lainya.

tidak ada kebenaran yang abadi dan sebaliknya. Karnannya kita memohon ampun dan petunjuk pada Ilahirobbi sehingga kita bisa menentukan yang benar adalah benar dan salah adalah salah, karna hanya Allah lah yang dapat menentukan kebenaran yang sebenar - benarnya maupun kesalahan yang benar - benar salah.

Anonymous said...

Assalamualaikum..

Sungguh membinggungkan,tapi kesimpulan saya Pak:
kita tidak bisa bilang bahwa itu salah dan ini benar,karena kita tidak dapat menilai benar-salah dari 1 aspek saja.
Kita juga tidak dapat bilang saya selalu benar,karena hanya akan membuat kita sombong.saya juga tidak dapat bilang saya selalu salah,karena akan membuat kita rendah hati,tidak punya keberanian untuk hadapi hidup ini.
Menurut saya,yang penting kita berusaha untuk bertindak benar,hindari kesalahan,bukan hanya dimata manusia tetapi dihadapan Allah SWT.amin...
Selalu banyak berdoa,beribadah dan istigfar dihadapan Allah SWT
Wassalamualaikum..

Krisdiyanto
04410134
Pend.matematika
Univ.PGRI.Yogyakarta

rahmah purwahida zaiko said...

"BERTANYA UNTUK BISA BERTANYA"


BENAR dan SALAH mampu mempertanggungjawabkan pada "apa", "siapa" dan "dimana".

BUKAN BENAR dan BUKAN SALAH belum mandiri dan apalagi mampu untuk bertanggungjawab pada apa, siapa dan dimana.

Jelaslah mereka bukan satu kelompok.

Tetapi pikiranku menuangkan BENAR dan SALAH serta BUKAN BENAR Dan SALAH juga tidak pada porsinya. Sebab itu pikiranku menemukan bahwa mereka ber-empat memang bukan dalam sebuah kelompok saudara "dekat" tetapi bersaudara "jauh".

Lalu pastilah ada pertemuan saudara tetapi pada "apa", "siapa", dan "dimana" yang bagaimana? sebab sumber itulah yang bisa mejelaskan taraf "kedekatan" mereka (benar, salah: bukan benar, bukan salah).

Marsigit said...

Ass..Sdri Rahmah Purwahida..Panglima Kataku telah datang menghampiri diriku. Dia adalah "Benar yang Baik". Benar mewakili pikiranku/filsafatku, dan baik mewakili hatiku/spiritualku. Maka itulah sebenar-benar hidupku, yaitu menuju Benar dan Baik. Tetapi Panglima Kataku segera berpencar dan meluruh begitu aku mengintensifkan dan mengekstensikan pikiranku. Maka pikiranku mengatakan bahwa setiap kata adalah panglima, sedangkan hatiku mengatakan bahwa ikhlasku adalah panglima tertinggi hatiku.
Amiin.

Unknown said...

Assalamu’alikum Guru Pikiranku
Komentar
Hakekat
Benar dan salah, bukan benar atau bukan salah itu hanyalah satu sisi dari kehidupan yang harus disikapi secara wajar. Cara berpikir manusia manusia sesuai dengan keyakinan pada tingkatan logos yang dimilki, sehingga perlu diwaspadai bahwa benar akan selalu benar, yang slah akan selalu salah karena itu belum tentu benar dan belum tentu salah.

Metode
Pertajam mata hati untuk menangkap kebenaran Tuhan supaya tidak ragu, walau kebenaran yang diyakini berdasarkan tingkatan logos belum tentu dianggap salah jika berpijak pada kebenaran yang mengarah pada kebenaran Tuhan.

Manfaat
Benar dan salah, bukan benar dan bukan salah, saling member informasi, pada saat tahu bahwa itu salah pertanda kebenaran akan semakin dekat untuk diraih, pada saat tahu benar, maka yang salah akan semakin ditinggalkan. Semoga Tuhan selalu membuka hati kita untuk selalu mengenal kebenaran hakiki agar tidak ragu.

DAFID SLAMET SETIANA said...

Tuhan menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini secara berpasang-pasangan. Ada besar dan kecil, tua dan muda, banyak dan sedikit, panjang dan pendek, senang dan sedih, serta benar dan salah. Jika tidak benar berarti salah, jika tidak salah berarti benar. Dua hal yang akan selalu berseberangan. Jika ada orang yang mengatakan bukan benar dan bukan salah, berarti sebenar-benarnya orang itu belum memahami hakekat benar dan salah dan tidak memahami dengan jelas hal yang sedang ia pikirkan atau ia bicarakan itu. Yang ada adalah manusia yang masih ragu-ragu dan hanya mengerti serta melihat segala suatu hal hanya dari luarnya saja.