Friday, May 1, 2009

Elegi Menggapai Tetap

Oleh Marsigit

Logos:
Aku sedang melihat gejolak. Apa gerangan? Oh rupa-rupanya mereka sudah berkerumun ingin menemuiku. Kalau tidak salah, walaupun banyak dan bermacam-macam, aku bisa mengenalinya. Mereka adalah para TETAP. Wahai para tetap, aku bisa menduga bahwa kedatanganmu kemari itu pasti karena ulah para BERUBAH. Aku memang telah menulis obrolan filsafat dimana hidup subur dan makmur para berubah itu. Maka silahkan aku perkenankan engkau menyampaikan keluhanmu masing-masing kepadaku.

Perubahan:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah perubahan. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa tiadalah sesuatu di dunia ini tidak berubah? Maka perubahan itu adalah pasti adanya. Sekali berubah tetap berubah, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa perubahan itu bersifat tetap. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap perubahan, setelah aku ucapkan di depanmu.

Ada:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah ada. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah ada. Maka sekali ada tetap ada, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap ada. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap ada, setelah aku ucapkan di depanmu.

Tidak ada:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah tidak ada. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah tidak ada. Maka sekali tidak ada maka tetap tidak ada, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap tidak ada. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap tidak ada, setelah aku ucapkan di depanmu.

Sifat:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah sifat. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah sifat. Maka sekali sifat tetap sifat, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap sifat. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap sifat, setelah aku ucapkan di depanmu.

Ikhtiar:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah ikhtiar. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah ikhtiar. Maka sekali ikhtiar tetap ikhtiar, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap ikhtiar. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap ikhtiar, setelah aku ucapkan di depanmu.

Takdir:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah takdir. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah takdir. Maka sekali takdir tetap takdir, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap takdir. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap takdir, setelah aku ucapkan di depanmu.

Permulaan:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah permulaan. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah permulaan. Maka sekali permulaan tetap permulaan, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap permulaan. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap permulaan, setelah aku ucapkan di depanmu.

Akhir:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah akhir. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah akhir. Maka sekali akhir tetap akhir, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap akhir. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap akhir, setelah aku ucapkan di depanmu.

Kualitatif:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah kualitatif. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah kualitatif. Maka sekali kualitatif tetap kualitatif, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap kualitatif. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap kualitatif, setelah aku ucapkan di depanmu.

Kuantitatif:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah kuantitatif. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah kuantitatif. Maka sekali kuantitatif tetap kuantitatif, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap kuantitatif. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap kuantitatif, setelah aku ucapkan di depanmu.

Wadah:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah wadah. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah wadah. Maka sekali wadah tetap wadah, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap wadah. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap wadah, setelah aku ucapkan di depanmu.

Isi:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah isi. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah isi. Maka sekali isi tetap isi, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap isi. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap isi, setelah aku ucapkan di depanmu.

Prinsip:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah prinsip. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah prinsip. Maka sekali prinsip tetap prinsip, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap prinsip. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap prinsip, setelah aku ucapkan di depanmu.

Tetap:
Wahai logos, kenalkanlah diriku adalah tetap. Aku mewakili teman-temanku semua. Pada gilirannya mereka juga akan menyampaikan sendiri permasalahan mereka kepadamu. Ketahuilah bahwa selama ini aku merasa diabaikan. Bukankah engkau tahu bahwa engkau tidak pernah bisa mengatakan tidak untukku. Aku adalah tetap. Maka sekali tetap tetap tetap, walaupun aku mengalami perubahan. Itulah ketetapanku, bahwa aku bersifat tetap. Yaitu tetap tetap. Maka sebenar-benar diriku adalah tetap tetap, setelah aku ucapkan di depanmu.

Logos:
Sudah...sudah..... wahai para tetap. Maafkanlah diriku kalau selama ini engkau anggap diriku telah mengabaikanmu. Ketahuilah bahwa aku tidak bermaksud mengabaikanmu. Aku menyadari bahwa terdapat dirimu bermilyar-milyar jumlahnya. Seperti juga ilmu, dunia, ada, tidak ada, ...dst, maka aku dapat letakkan TETAP itu pada sembarang sifat-sifatku dan juga sifat-sifatmu yang banyaknya bermilyar-milyar juga. Aku tahu bahwa adil tetaplah adil, tidak adil tetaplah tidak adil, hidup tetaplah hidup, mati tetaplah mati, subyek tetaplah subyek, obyek tetaplah obyek, ...walaupun aku tahu mereka semua tetap berubah. Maka aku juga tahu bahwa berubah juga tetap berubah walaupun aku tahu mereka tetap berubah. Maka sebenar-benar tetap adalah tetap absolut, yaitu dzat yang maha Agung, itulah Tuhan YME, beserta ketetapan Nya.

Para tetap:
Tetapi mengapa engkau terkesan mengabaikanku semua dan enggan menghampiriku?

Orang tua berambut putih:
Ketahuilah wahai para tetap. Sebetul-betulnya tidaklah mudah untuk mengetahui dan memahamimu semua. Diperlukan syarat-syarat agar logos itu mampu menjelaskanmu kepada para logos yang lain. Maka untuk memahami tetap sebenarnya diperlukan pemahaman tentang berubah. Ketahuilah bahwa dirimu itu merupakan tempat persembunyia bagi para mitos-mitos. Jika tidak hati-hati maka mitos-mitosmu itu akan melahap semua logos-logos. Itulah sebabnya tidaklah sembarang logos mampu bergaul denganmu. Wahai para tetap, ketahuilah bahwa logos itu juga berada di antara dirimu. yaitu bahwa sekali logos tetap logos. Maka logos itu juga bersifat tetap, walau terdapat perubahan pada dirinya. Hanya logos-logos yang kuat dan tangguhlah yang mampu bergaul denganmu dan menjelaskanmu. Itulah sebabnya mengapa logos terkesan mengabaikanmu, karena dia sebetulnya terancam oleh mitos-mitosmu. Sedangkan sekarang engkau dipersilahkan untuk mengutarakan pendapatmu serta mengenalkan dirimu semua, itu pertanda bahwa silogos itu sudah cukup tangguh bagimu.

17 comments:

HARYONO.S said...

Selamat pagi Pak.
Saya akan mencoba memberikan pendapat saya dengan keterbatasan saya.
Saya melihat,TETAP dan BERUBAH sangat dekat hubungannya.
Saya tidak bisa mengatakan sesuatu itu TETAP atau BERUBAH.
Saya pun juga tidak bisa mengatakan apakah saya TETAP atau BERUBAH.
Yang bisa saya katakan adalah sesuatu itu TETAP BERUBAH atau BERUBAH TETAP.
Karena yang TETAP hanyalah satu yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena dari dulu sampai sekarang kasihnya tak berubah sampai selama-lamanya.

Maaf Pak, saya mengundang Bapak ke blog saya untuk menjawab jawaban Sang Raja.

ARIF MU'NANDA'R said...

Tetap dan berubah. aku masih menganggap ini adalah satu bentuk kontradiksi yang turut melengkapi indahnya dunia. bagaimanapun keadaannya,mereka adalah makhluk yang juga tak lepas dari hukum ke'fana'an. karena yang kekal adalah Tuhan. sekali lagi, makhluk. yang berarti semuanya relatif. berubah relatif,karena ada saja aspek darinya yang tetap. tetap relatif,karena ada saja aspek darinya yang berubah. mungkin kalimat inipun suatu mitos yang berusaha berubah. mungkin juga inilah logos yang mencoba tetap. mungkin? apa ini wujud perubahan,ato bukti tetapnnya suatu pendapat?

ARIF MU'NANDA'R said...

pak, mohon bimbingannya untuk memperbaiki elegi saya. saya mencoba membahas 'silogisma' sebatas dunia saya.

haris fadilah said...

tidak ada yang tetap di dunia ini,tidak ada yang abadi semua akan musnah,semua akan hancur dan tidak akan pernah tetap.Gedung2 tinggi yang dibuat dengan rekontruksi tingkat tinggi dengan cor beton di setiap bangunannya suatu saat pasti akan roboh.Hanya satu yang abadi Sang Pencipta

c@sEy_05301244102 said...

Assalam.....

Berarti manusia itu bersifat tetap berubah ya pak,
Sebagai contoh, misalnya seorang penjahat. Yang setiap hari kerjaannya menjambret, merampok dsb.
Sampai pada suatu ketika, ia mendapatkan suatu petunjuk dan hidayah dari yang "tetap" yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya dia berusaha berubah menjadi orang yang baik.
Begitu pula sebaliknya. Orang yang tetap baik bisa tetap berubah menjadi orang yang jahat.

_Kesi Rusdiana Dewanti_
05301244102

ERVINTA DEWI said...

asalamualaikum...
oh cukup rumit untuk memahami maksud yang ingin disampaikan bapak disini..

pertama sebatas yang mampu saya terjemahkan sekarang, untuk beberapa saat kita mulai keluar dari ilmu yang kita anggap adalah yang benar adanya dan buktinya sampai sekarang belum terbantahkan dengan belajar relatifitas, perubahan dan pemikiran lain yang sebenarnya tidak salah apabila kita renungkan. dari sini kita mulai membuka diri, membuka dunia cakrawala kita untuk mempelajari halk baru dan merangsang intuisi kita untuk mencari atau menggali hal yang baru. Tetapi disini ,kita paham sedikit sesuatu bahwa yang absolut dan hakiki sejatinya hanya milik ALAH SWT semata. Sementara untuk mengetahui sejatinya sesuatu ketetapan, kita hanya berusaha mendekati tetap, karena kalau kita tidak cermat dan waspada, ketika kita menemukan sesuatu baru dan yakin itu suatu ketetapan, maka kita terjebak dalam mitos kita, kita terbujuk rayu dengan kesombongan karena mungkin nanti juga muncul ide lain yang mungkin bisa membantah kita. Tetapi dalam agama kita sudah tahu bahwa di dunia ini ada ketetapan seperti takdir dan sebagainya, maka disini, meski kita sudah banyak belajar mengenai relatif dan perubahan kita juga perlu memahami apakah itu makna tetap yang perlu kita pahami namun juga perlu kita waspadai.

Dr. Marsigit, M.A said...

Haris...itulah hatiku yang menyatakan bahwa sebenar-benar tetap adalah tetap absolut, yaitu ketetapan Tuhan YME. Tetapi dari peristiwa-peristiwa yang engkau sebut itu adalah sesuatu yang tetap? Itulah ikhtiar pikiranku. Saya agak khawatir bahwa engkau belum begitu memahami elegi ini. Maka bacalah lagi.

Dr. Marsigit, M.A said...

Kesi Rusdiana Dewanti...jika pikiranmu diberi kesempatan untuk memikirkan pernyataan yang berikut "tiadalah di dunia ini sesuatu itu mengalami perubahan", maka berikan pula kesempatan kepada pikiranmu untuk menjelaskan apakah maksud dari pernyataan tersebut. Itulah sebenar-benar kerja pikiranmu. Tetapi jika engkau mengatakan bahwa sebenar-benar tetap adalah ketetapan Nya, maka itulah kata hatimu. Maka renungkanlah.

Dr. Marsigit, M.A said...

Ervinta..anda telah cukup sensitif tentang hakekat tetap dan perubahan. Amien.

Dr. Marsigit, M.A said...

Haryono dan yang lain...sebetulnya Elegi menggapai Tetap itu cukup berat pemahamannya. Maka bacalah lagi warning di bagian bawah dari elegi.

Luthfiana Fatmawati said...

Setelah membaca elegi ini, saya berfikir, sepertinya elegi ini hampir sama dengan paradoks pada elegi yang lain (elegi tukang cukur, misalnya). Logos, Perubahan, Ada, Tidak ada, Sifat, Ikhtiar, Takdir, Permulaan, Akhir, Kualitatif, Kuantitatif, Wadah, Isi, dan Prinsip, semua itu adalah tetap. Namun, masing-masing dari mereka mengalami perubahan, karena perubahan sendiri bersifat tetap.

Dini Wirianti, S.Pd::Graduate student::LTA::09706251003 said...

Tidak ada yang tetap di dunia ini selain PERUBAHAN. Ilmu bukanlah sekadar mitos. Ilmu dapat berubah 9berkembang). Namun TETAP yang absolut hanyalah milik TUHAN.

hartanto said...

menurut saya tidak ada sesuatu didunia ini yang tetap apalagi abadi karena semua yang ada didunia pasti akan berubah.memang benar tentang semua yang bapa katakan bahwa yang mempunyai sifat tetap itu adalah perubahan

HARTANTO(UPY/06410359)

Sutarto (09709251030) PMB said...

Untuk bisa saling mengerti dan memahami dalam obrolan filsafat maka kita harus mengerti dan memahami apa itu filsafat, dalam pandangan filsafat apapun hasil olah pikir/jawaban kita benar karena memperhatikan ruang dan waktu.

Anonymous said...

Assalamualaikum...
Kalau berbicara masalah TETAP dan BERUBAH,menurut saya kita memandang dari aspek yang mana dari diri kita sbg manusia?kadangkala TETAP dan BERUBAH akan saling berganti.pada awal kita hidup banyak sekali berbuat dosa,maka suatu saat kita akan BERUBAH menuju ke TETAP sebagai manusia yang kembali kejalan TETAP yaitu kepada ALLOH.namun sebaliknya juga bisa terjadi ketika kita sudah TETAP dijalan ALLOH akan bisa BERUBAH smakin jauh dari ALLOH.smua tergantung kepada keIMANan dan keTAQWAan kita.saya akan memilih TETAP selalu BERUBAH untuk memperbaiki diri dan beramal ibadah untuk merasa TETAP banyak dosa dan kekurangan dalam hidup ini,agar selau BERUBAH menuju baik ke satu arah TETAP berada jalan ALLOH dan TETAP menuju keSURGA ALLOH.Ridhoilah hidup hambaMU ini ya ALLOH...AMIN2..
Bagaimana menurut Bapak?
Makasih
Wasalamualaikum...

Nama :KRISDIYANTO
Nim :04410134
jur:PEND.MATEMATIKA
univ.PGRI Yogyakarta

Marsigit said...

Ass..Sdr Krisdianto..aku menyaksikan bahwa engkau telah mulai menyadari yang tetap dan yang berubah. Terus baca dan bacalah. Amiin

Marsigit said...

Sdr Hartando..aku menyaksikan mulai terdapat kontradiktif dalam pikiranmu. Maka jadikanlah dia itu sebagai landasan ilmumu. Baca dan renungkanlah. Amiin