Tuesday, April 14, 2009

Elegi Guru Menggapai Perubahan

Oleh Marsigit

Guru:
Wahai perubahan, perkenankanlah aku ingin bertanya. Apakah perubahan itu?. Apakah aku sebagai seseorang diri perlu melakukan perubahan? Jika perlu maka apakah yang harus berubah pada diriku? Dana bagaimana melakukan perubahan pada diriku?

Perubahan:
Wahai guru, tiadalah sesuatu itu tanpa perubahan. Engkau tidak memikirkanpun, maka engkau senantiasa berubah. Apakah engkau masih ragu tentang hal itu? Jika engkau masih ragu, maka tunjuklah siapa dirimu itu. Sebenar-benar yang terjadi adalah bahwa engkau tidak akan pernah bisa menunjuk dirimu itu. Begitu engkau selesai menunjuk dirimu maka dirimu telah berubah menjadi dirimu yang lain. Mengapa? Karena dirimu semula yang engkau tunjuk telah dimakan oleh ruang dan waktu.

Guru:
Jika aku berubah tanpa aku sadari maka apakah pada diriku itu yang berubah? Sedangkan jika aku menyadari dan aku ingin berubah maka apakah pada diriku itu yang berubah dan bagaimana melakukan perubahan itu?

Perubahan:
Struktur, bentuk, sifat-sifat, potensi, serta fakta-faktamu itulah yang selalu berubah walaupun engkau tidak menyadarinya. Sedangkan jika engkau mengiginkan perubahan maka engkau harus tambahkan “arah” pada perubahan dirimu. Maka sebenar-benarnya perubahan adalah kesadaran akan ruang, waktu, arah, potensi dan faktamu. Sedangkan jika keinginanmu semakin besar untuk berubah, maka engkau dapat menambahkan “makna’ pada perubahan dirimu. Perubahanmu akan bermakna jika perubahanmu bermakna pula bagi yang lainnya. Sedangkan jika keinginanmu semakin besar lagi untuk berubah, maka engkau dapat tambahkan “positif bagi dirimu dan yang lainnya” . Sedangkan jika keinginanmu semakin besar lagi untuk berubah, maka engkau dapat tambahkan “bermanfaat bagi dirimu dan yang lain” . Sedangkan jika keinginanmu semakin besar lagi untuk berubah, maka engkau dapat tambahkan “bermanfaat bagi dirimu dan dunia”. Sedangkan jika keinginanmu semakin besar lagi untuk berubah, maka engkau dapat tambahkan “bermanfaat bagi dirimu dan yang lain di dunia dan akherat”. Maka setinggi-tingginya perubahan adalah jika demikian engkau sadari bahwa perubahan itu mempunyai arah, makna positif, dan bermanfaat baik untuk dunia maupun akherat.

Guru:
Kemudian bagaimanakah aku dapat melakukan perubahan itu?

Perubahan:
Ada syarat-syarat bahwa engkau itu bisa melakukan perubahan. Pertama, engkau harus mempunyai kesadaran tentang perubahan itu sendiri. Kedua, engkau harus memperbaharui niat dan motivasi untuk melakukan perubahan. Ketiga, engkau harus menemukan alasan melakukan perubahan. Keempat, engkau harus mempunyai pemahaman tentang perubahan itu. Kelima, engkau harus mencoba, berlatih dan terbiasa melakukan perubahan. Keenam, engkau harus selalu bercermin pada dirimu sendiri.

Guru:
Wahai perubahan, bagaimanakah tentang diriku? Aku adalah seorang guru. Apakah aku sebagai guru perlu melakukan perubahan? Jika perlu maka apakah yang harus berubah pada diriku? Dana bagaimana melakukan perubahan pada diriku?

Perubahan:
Ada syarat-syarat bahwa engkau sebagai guru itu bisa melakukan perubahan. Pertama, guru harus mempunyai kesadaran tentang perubahan itu sendiri. Kedua, guruharus memperbaharui niat dan motivasi untuk melakukan perubahan. Ketiga, guru harus menemukan alasan melakukan perubahan. Keempat, guru harus mempunyai pemahaman tentang perubahan itu. Kelima, guru harus mencoba, berlatih dan terbiasa melakukan perubahan. Keenam, guru harus selalu bercermin pada dirimu sendiri.

Guru:
Wahai perubahan, jika aku ingin melakukan perubahan pada cara mengajarku, maka bagaimanakah caranya itu?

Perubahan:
Pertama, lakukan perubahan itu dengan bekerja-sama dengan orang lain. Kedua, lakukan perubahan secara sistemik. Ketiga, bekerjasamalah dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan perubahan. Keempat, rencanakan perubahan itu. Kelima, sadarlah bahwa perubahan itu memerlukan waktu. Keenam, kenalilah dirimu sendiri dan kenalilah pula semua aspek dari pekerjaanmu sebagai guru. Ketujuh, selalu renungkanlah hakekat perubahan pada dirimu itu dan temukanlah makna di balik dari setiap perubahan mu itu. Kedelapan, tetapkanlah hatimu sebagai komandan pada setiap perubahan dirimu.

Guru:
Wahai perubahan, bagaimana cara membangun kerjasama untuk melakukan perubahan?

Perubahan:
Pertama, budayakanlah kerjasama untuk tujuan kebaikan di dunia dan akherat. Kedua, lakukanlah percobaan secara terbatas tentang aspek perubahan itu dan implementasikanlah pada masalah-masalah yang nyata. Ketiga, tetapkan harapan-harapanmu dari perubahan yang engkau lakukan. Keempat, jujurlah dan bersifat terbuka dalam kerjasamamu. Kelima, kembangkanlah sikap peduli terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Keenam, selalu temukanlah hikmah dari segala kejadian yang engkau alami. Ketujuh, berpikiran positiflah terhadap sesama dan lingkungan. Kedelapan, selalu ikhlaslah dalam setiap tindakanmu. Kesembilan, belajarlah mengambil keputusan yang tepat atas segala aspek kehidupanmu. Kesepuluh, lakukanlah semuanya itu dengan semangat dan tawadu’.

Guru:
Wahai perubahan, secara lebih khusus bagaimana cara melakukan inovasi pembelajaran?

Perubahan:
Pertama, kenalilah faktor pendukungnya. Kedua, Kenalilah segala informasi yang berkenaan dengan inovasi pembelajaran. Ketiga, berkomunikasilah dengan referensi dan nara sumber. Keempat, carilah orang-orang yang mempunyai visi, persepsi, kepentingan dan tujuan yang sama. Kelima, pelajarilah atau lihatlah model-model inovasi pembelajaran yang telah ada, misalnya video pembelajaran. Keenam, tetapkanlah skala prioritas. Ketujuh, kenalilah dan pelajarilah teori-teori dan paradigma pendidikan. Sesuaikan paradigma mengajarmu. Maka sebenar-benar kelas pembelajaranmu adalah laboratorium. Kedelapan, kenalilah hakekat keilmuan. Kesembilan, kenalilah hakekat siswa. Kenalilah hakekat penilaian, Kenalilah hakekat alat peraga, dst. Kesepuluh, kenalilah konteks pembelajaran, kenalilah budaya, kenalilah kebiasaan, kenalilah individu siswa, kenalilah ..dst.

Guru:
Wahai perubahan, secara lebih khusus lagi, bagaimana cara melakukan inovasi pembelajaran?

Perubahan:
Pertama, pahamilah arah dan tujuan pendidikan atau pembelajaran. Itulah yang disebut misi pendidikan. Kedua, pahamilah bagaimana cara mencapai misi tersebut. Itulah visi pendidikan. Ketiga, lakukanlah kegiatan penelitian pendidikan. Keempat, kenalilah masalah, dari mana masalah, dan kepada siapa masalah itu. Kelima, kembangkanlah skema pembelajaran yang fleksibel. Keenam, kembangkan interaksi belajar bagi semua siswa. Ketujuh, kembangkanlah sumber belajar. Kedelapan, kembangkanlah teknologi pembelajaran. Kesembilan, keterampilan menyelesaikan masalah. Kesepuluh, promosikanlah bekerja bersama dalam belajar. Kesebelas, kembangkanlah pendekatan pemecahan masalah dan inovasi pada level sekolah. Duabelas, kembangkanlah pangkalan data berkaitan dengan pemecahan masalah dan inovasi.

Guru:
Wahai perubahan, secara lebih khusus dan khusus lagi, bagaimana cara melakukan inovasi pembelajaran?

Perubahan:
Pelajarilah lesson study dan implementasikan aspek-aspeknya sesuai dengan konteksnya.Pelajarilah Penelitian Tindakan kelas dan implementasikan aspek-aspeknya sesuai dengan konteksnya.Pelajarilah model-model dan strategi pembelajaran dan implementasikan aspek-aspeknya sesuai dengan konteksnya.

Guru:
Kenapa semua itu musti terjadi?

Orang tua berambut putih:
Wahai guru, sebenar-benar kelas pembelajaran adalah laboratorium bagi siswa-siswamu. Maka sebenar-benar kegiatan pembelajaran adalah kegiatan penelitian. Maka tiadalah perubahan dan inovasi dapat engkau lakukan tanpa pemahaman-pemahaman tersebut. Sesungguhnya perubahan atau inovasi itu betul-betul sunatullah. Amien

9 comments:

haris fadilah said...

Perubahan merupakan pergantian suatu objek atau suatu sistem menjadi bentuk lain.perubahan bisa terjadi kapan saja.tiap detik selalu ada yang mengalami perubahan.Perubahan ada 2 macam perubahan baik dan perubahan buruk.Tergantung kita sendiri.Mana yang akan kita pilih.Di dunia ini tidak ada yang abadi semua akan berubah.kecil-besar,muda-tua,hidup-mati semua bentuk perubahan.Di sini yang bisa kita lakukan dengan sadar diri adalah Bagaimana kita bisa berubah untuk tingkatan yang lebih baik dan lebih baik lagi(evolusi diri menggapai kebaikan)dengan berpegang teguh pada hati nurani dan kepercayaan kita terhadap Tuhan YME.

Nina Agustyaningrum said...

Dalam Al-Quran juga disebutkan bahwasannya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum jika kaum itu tidak merubah dirinya sendiri.

Setiap waktu setiap detik manusia mengalami perubahan karena termakan oleh ruang dan waktu, namun yang penting disini adalah apakah perubahan tersebut sudah membuat kita menjadi manusia yang lebih baik atau tidak..jika perubahan yang kita lakukan setiap detik itu membuat kita menjadi lebih buruk maka jelas kita menjadi orang yang sangat merugi di dunia ini..
Apakah benar seperti itu pak?

Luthfiana Fatmawati said...

Seperti yang telah disampaikan oleh Bapak Marsigit, bahwa disadari ataupun tidak, kita senantiasa berubah. Namun, bagi seorang guru atau calon guru untuk melakukan sebuah perubahan dalam cara mengajar, cara melakukan inovasi pembelajaran, dll, harus belajar dan terus berusaha. Karena sebaik-baik pembelajaran, selalu ada celah yang dapat ditingkatkan agar dapat lebih baik lagi. Begitu kan,Pak?

Luthfiana Fatmawati
06301241028
Pend. Matematika Reg 2006

Unknown said...

Banyak sekali hal-hal yang harus dipikirkan untuk melakukan suatu perubahan. Dari awal, proses hingga akhir suatu perubahan. Banyak hal juga yang harus dilakukan. Suatu pemikiran yang positif tetapi tidak dilakukan akan menjadi percuma. SEMUA DIMULAI DARI DIRI SENDIRI. Kalau kita mampu melakukan perubahan yang lebih baik, itu akan menjadi suatu kewajiban bagi kita. Siapkah untuk menjadi yang lebih baik? itu adalah pilihan...

ERVINTA DEWI said...

assalamualaikum..

hal yang tersulit dalam berubah adalah diri kita sendiri. sering kali kita memiliki kesadaran, motivasi, niat baik, dsb... tetapi pada kenyataannya perubahan itu kadang sangat sulit diwujudkan, karena beberapa diantaranya telah berada dalam main set kita sebagai diri kita (jati diri).

Kadang orang sadar dia salah, sikapnya kurang baik, pikirannya berbeda dari yang lain maka dianggaplah aneh, perilakunya menyakliti orang lain meski dia tidak ingin (Memang sulit menggapai ruang dan waktu)... tetapi banyak kalanya kesadaran dan motivasi itu belum cukup untuk merubah hal yang ingin diperbaiki itu...

Ada juga teman saya, beliau berubah secara drastis, tetapi saya khawatir apakah perubahan yang drastis itu akan kuat tertanam dalam diri saya ketika saya mencoba??? Di saat itulah saya berpikir perubahan baiknya bertahap agar benar-benar mantap. Meski teorinya nampak mudah saya rasa berubah itu tidak bisa dikatakan "Sepele" karena masih banyak faktor lain, kerjasama,nafsu, dan masih lagi.

Kemudian muncul pertanyaan kepada bangsa Indonesia...
Jika bebicara perubahan, kenapa yang dituntut berubah hanya para Pemimpin atau tokoh negara saja tampaknya. Semua orang tak cukup bersyukur dan instropeksi diri dimanakah peranannya mereka dalam membangun negeri ini... Saya heran dengan sikap kita ini, terutama para kaum muda yang sepuluh tahun lalu katanya "mereformasi" negara kita! mungkin terlalu berani saya berucap, tetapi dari kelas saja toh banyak hal yang harus kita ubah untuk berubah, butuh waktu dan pemahaman yang baik, butuh kerjasama dan kesadaran, dan masih banyak lagi.

Coba kalo diingat kembali dan kita renungkan, bangsa KIta, POLITIK KITA, negara kita ini jauh jauh dan jauh lebih kompleks bukan?? Kenapa generasi muda, mahasiswa lebih memikirkan jika beliau dalam posisi itu (pemimpin negara) akan seperti apa, harus bagaimana, sanggupkah?? Kenapa Kebanyakan orang menutnut perubahan orang lain daripada perubahannya sendiri?? Kenapa Masyarakat lebih menuntut perubahan pemerintahan yang jauh lebih sedikit orangnya daripada masyarakat yang dipimpin yang jauh lkebih banyak?? Padahal pemerintah juga manusia, yang harus memikirkan banyak hal, bahkan masalah keluarga pun mungkin terabai, tanpa bantuan keluarganya pasti berat bukan? Bahkan koruptor juga mungkin tertekan dengan tuntutan Keluarga, bisa jadi bukan?? Kenapa Sulit sekali menumbuhkan kesadaran bermasyarakat, bernegara, dan membangun kerjasama agar tercipta kerjasama yang baik untuk merubah negeri?? Apakah Para pemuda sanggup merubahnya Pak? Apakah pemuda mampu mengguncang dunia dan menumbuhkan kesadaran untuk berubah bersama?? Karena saya merasa kita butuh itu, dan perlu kita instropeksi sejauh mana peran kita dalam membangun negeri ini?? Terimakasih, maaf semangat sekali.

c@sEy_05301244102 said...

Assalamu'alaikum...

"Perubahan" bisa dikatakan dengan adaptasi. Di mana kita harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.
Perubahan bisa terjadi dalam sifat, bentuk bahkan sikap dan tingkah laku( berubah menjadi baik/ buruk). Yang semuanya tergantung dari hati kita sebagai komandannya ingin berubah jadi yang seperti apa dan bagaimana.
Tetapi terkadang untuk merubah diri sendiri itu sangatlah sulit. Dan yang biasa terjadi adalah sulit sekali dalam melawan rasa malas yang ada. Akan tetapi semua itu memang sangatlah tergantung oleh hati. Kalau kita niat pastilah kita bisa berubah sesuai yang kita inginkan.
Amiiin...

_Kesi Rusdiana Dewanti_
05301244102

dewiervianita_philosphy said...

Bapak,saya ingin bertanya...jika kita sudah mengusahakan segala daya untuk melakukan perubahan ke arah yang baik tetapi ternyata perubahan itu justru membawa dampak buruk bagi kita.Bagaimana kita menyikapi hal ini???

Dewi Ervianita
07301244045
P.Mat R 06

Dini Wirianti, S.Pd::Graduate student::LTA::09706251003 said...

Sebagai guru, saya dapat belajar banyak dari postingan ini. Ternyata masih banyak tugas menanti. Proses pembelajaran adalah saat yang tepat untuk belajar mengimplementasikan berbagai hal bagi guru untuk menggapai perubahan yang lebih baik (berkembang). Perkembangan tersebut akan membawa pencerahan bagi siswa dan segenap konstituennya. Amin.

Unknown said...

Setiap detik terjadi perubahan. Perubahan pada diri (badan, hati dan pikiran), perubahan yang ada di luar kita. Setiap saat dunia berubah.
Siapa yang tidak siap dengan perubahan akan tergilas oleh perubahan.