Sunday, December 21, 2008

Pengembangan Model Pembelajaran Matematika

Oleh: Marsigit
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan (1995, 1997, 1999, 2002, 2004) menunjukkan bahwa sebagaian besar guru matematika masih mengimplementasikan pembelajaran matematika tradisional, yaitu pembelajaran matematika dengan mengandalkan metode tunggal ekspositori dengan siklus: menjelaskan, memberi contoh, mengajukan pertanyaan dan memberi tugas secara klasikal. Dengan metode demikian maka guru matematika mengalami kesulitan dalam : 1) melayani berbagai kebutuhan/tuntutan siswa dalam belajar matematika, 2) mendorong siswa berprestasi rendah untuk meningkatkan prestasi belajarnya, 3) mendorong siswa belajar secara aktif, 4) menggunakan dan mengembangkan alat peraga matematika dan 5) mendorong siswa belajar melalui kerjasama.
Melalui penelitian tindakan, peneliti memperoleh kesempatan untuk mengembangkan metode pembelajaran agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut di atas. Pengembangan metode pembelajaran mengacu kepada rekomendasi Cockroft Report (1982, para 243, hal 198) yang menyatakan bahwa pada setiap level pembelajaran matematika hendaknya merupakan wahana bagi guru untuk dapat mewujudkan pemilihan satu atau beberapa metode secara dinamis dan fleksibel : (1)Metode Eskposisi, (2)Metode Diskusi, (3)Metode Latihan dan Pemberian Tugas, (4) Metode Penemuan, (5) Metode Problem Solving, (6) Penggunaan Alat Peraga
Melalui siklus kegiatan diagnosis, terapeutik dan perbaikan, Penelitian Tindakan ini bertujuan untuk mengembangkan metode pembelajaran matematika yang dapat memenuhi kebutuhan/tuntutan berbagai macam tuntutan akademik siswa, meningkatkan prestasi belajar, mendorong siswa belajar secara aktif, mengembangkan alat peraga dan mendorong kerjasama. Penelitian tindakan ini membatasi dirinya dalam lingkup gaya mengajar guru yang direfleksikan oleh model pembelajaran yang dikembangkan pada suatu kelas tertentu pada kurun waktu yang telah ditentukan pula. Dengan demikian konteks pembelajaran yang bersifat tetap adalah ruang kelas, siswa dan guru itu sendiri; sedangkan konteks pembelajaran yang bersifat berubah adalah model pembelajaran, gaya mengajar dan aspek pembelajaran yang lainnya termasuk materi, sumber ajar, waktu pelaksanaan pembelajaran.
Penulis menyimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran matematika melalui penelitian tindakan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan pelayanan guru terhadap para siswanya memberikan dampak positif, namun dalam pelaksanaannya mengalami hambatan baik teknis, akademis, maupun sosio-kultural.
1. Usaha guru dalam memenuhi berbagai macam tuntutan akademik siswa, mendorong siswa berprestasi rendah untuk meningkatkan prestasinya, mendorong siswa belajar secara aktif, dan mendorong siswa belajar melalui kerjasama, dapat dilakukan dengan :
a. Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Manfaat pengembangan LKS :
- memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri
- memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
- memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan berbagai macam kegiatan
- menyediakan dokumen yang bermanfaat bagi siswa dan memberikan alternatif sumber materi pembelajaran
- memberi kesempatan kepada siswa melakukan kegiatan penemuan
Hambatan atau kendala pengembangan LKS :
- menambah beban pekerjaan guru
- memerlukan tambahan biaya
- memerlukan pengetahuan dan ketrampilan guru
- memerlukan kekontinuan pengembangannya
- memerlukan teknik pengelolaan/managemen LKS
- memerlukan dukungan sekolah agar dapat dilaksanakan secara komprehensif
b. Pembentukan kelompok belajar
Manfaat pembentukan kelompok belajar :
- mendorong siswa melakukan diskusi
- memberi konteks dan suasana belajar yang bervariasi
- memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan berbagai macam kegiatan
- memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
c. Pengembangan metode diskusi kelas/kelompok
Manfaat pengembangan metode diskusi :
- memberi kesempatan kepada siswa untuk berinisiatif
- memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir dan menemukan metode yang berbeda
- melatih siswa menerima pendapat orang lain
- memperdalam pemahaman suatu konsep
- menghubungkan konsep satu dengan yang lainnya
- memberi masukan kepada guru
Hambatan atau kendala dalam pengembangan metode diskusi :
- pemahaman guru akan makna metode diskusi relatif kurang
- para siswa belum terbiasa dalam melakukan diskusi
- memerlukan tambahan waktu bagi penyajian suatu materi
- materi yang dapat didiskusikan relatif sedikit
- didominasi oleh siswa yang pandai
- belum sesuai dengan paradigma pembelajaran yang sedang berlaku
- kendala budaya misal adanya pepatah : “diam adalah emas” dan “tong kosong berbunyi nyaring”
d. Pengembangan alat peraga dan media pendidikan.
Manfaat pengembangan alat peraga dan media pendidikan :
- memberikan variasi kegiatan
- memberikan variasi metode pembelajaran
- memberikan variasi konteks dan suasana pembelajaran
- memperperjelas pemahaman konsep
Hambatan atau kendala pengembangan alat peraga dan media Pendidikan :
- alat peraga tidak terlalu relevan untuk beberapa materi pembelajaran matematika di SMU
- penggunaan alat peraga menyita bayak waktu
- memerlukan kerampilan dan kreativitas guru untuk mengembangkan alat peraga dan media pendidikan
- memerlukan tambahan biaya untuk alat peraga dan biaya yang tinggi untuk pengembangan alat peraga
- memerlukan komitmen yang tinggi bagi sekolah
- belum sesuai dengan paradigma pembelajaran yang berlaku
2. Di dalam usahanya mengembangkan model pembelajaran dapat disimpulkan :
a. Guru masih mengalami kesulitan dalam memenuhi berbagai macam tuntutan akademik siswa.
b. Guru belum mengembangkan skema untuk mendorong siswa berprestasi rendah untuk meningkatkan prestasinya
c. Guru telah berhasil menciptakan kondisi sehingga mendorong siswa belajar secara aktif; namun masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan skemanya.
d. Guru telah berhasil menciptakan kondisi untuk mendorong siswa belajar melalui kerjasama; namun masih megalami kesulitan dalam mengembangkan skemanya.
e. Guru telah berusaha mengembangkan metode diskusi, problem solving dan latihan dan pemberian tugas; namun masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan skemanya.
f. Secara umum, guru telah berusaha mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan penelitian tindakan ; namun guru mengalami kesulitan teknis, akademik dan fundamental. Kesulitan teknis guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yaitu belum tersediannya alat-alat atau fasilitas pembelajaran ang diperlukan. Kesulitan akademik guru dalam mengembangkan metode pembelajaran adalah belum sesuainya persepsi guru tentang model pembelajaran matematika dengan makna model pembelaaran sesuai dengan teori yang diacu.
Saran-saran dapat diberikan agar guru mampu mengembangkan model-model pembelajaran matematika secara optimal adalah sebagai berikut :
1. Saran bagi guru
a. Guru dapat melakukan usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran matematika melalui pengembangan cara/metode untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan/tuntutan akademik siswa, mendorong siswa belajar secara aktif, mendorong siswa belajar secara bekerjasama, dan mencoba memulai mengembangkan alat bantu pembelajaran menggunakan teknologi modern.
b. Dalam mengembangkan metode pembelajarannya, kepada guru disarankan :
• merencanakan lingkungan belajar matematika
• merencanakan kegiatan matematika
• mengembangkan peranan guru
• mengatur waktu kepada siapa dan kapan melakukan kegiatan matematika bersama/tidak bersama siswa
• mengamati kegiatan siswa
• mengevaluasi diri sendiri
• menilai pengertian, proses, ketrampilan, fakta dan hasil
• menilai hasil dan memonitor kemajuan siswa
• bekerjasama dengan guru yang lain atau MGMP
2. Saran bagi Sekolah (Kepala Sekolah)
Sekolah (Kepala Sekolah) hendaknya :
a. mendorong suasana yang kondusif agar para guru dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam mengembangkan model pembelajarannya.
b. mendorong keanekaragaman sumber dan metode pembelajaran
c. mengubah peran Kepala Sekolah dari fungsi pengawasan ke fungsi layanan dan kerjasama
d. menciptakan kondisi agar para guru maupun siswa dapat memberikan inisiatif
e. mendorong guru dan siswa agar bersikat mandiri dan mengembangkan etika serta sikap saling menghargai
f. memberi kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan revisi KTSP
g. melibatkan orang tua/murid untuk berpartisipasi dalam pengembangan program pembelaaran
h. menjalin kerjasama dengan lembaga kependidikan yang lain agar dapat diperoleh wawasan tentang perlunya inovasi pendidikan matematika
i. mengembangkan evaluasi pembelajaran yang berorientasi kepada proses dan hasil
j. mengusahakan kelengkapan peralatan dan fasilitas pendidikan
3. Saran bagi pemerintah
a. memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan program-program pembelajaran sesuai dengan karakteristik sekolah dan masyarakat disekitarnya
b. melakukan restrukturisasi sistem pendidikan agar sistem pendidikan yang dikembangkan mampu menyerap aspirasi/kondisi lokal
c. mendorong dan menfasilitasi agar selalu dapat dilakukan review terhadap KTSP
d. melanjutkan program sertifikasi guru
4. Saran bagi lembaga perguruan tinggi kependidikan (LPTK)
a. mengembangkan LPTK sebagai fungsi inovatif dalam bidang kependidikan (matematika)
b. mempelopori pembaharuan bidang pendidikan
c. memberi saran kepada pemerintah tentang pembaharuan kurikulum dan sistem pendidikan
d. mengembangkan program-program pendidikan berdasarkan hasil penelitian dan kajian-kajian teoritis
e. menjalin kerjasama dengan sekolah dalam melakukan inovasi kependidikan

6 comments:

Iwan Sumantri said...

Pengembangan model pembelajaran siswa kunci utamanya ada pada diri GURU. Guru harus merubah paradigma lama dalam proses KBM, lebih kreatif dan inovatif, punya niat dan keinginan untuk meninggalkan budaya instan, sehingga pada saatnya saya punya keyakinan masalah-masalah yang ada pada siswa (problematika siswa dalam belajar matematika) sediki demi sedikit akan teratasi, sehingga harapan dan tujuan untuk menjadi guru profesional cepat terwujud!

Shulfan Aceh S2 UGM said...

Saya sangat setuju dan sependapat apa yang telah disampaikan oleh Bapak Marsigit tentang model pembelajaran matematika dan sudah menyentuh berbagai komponen baik kepada guru dan kepala sekolah selaku orang lapangan yang mengalami langsung tentang proses pembelajaran disekolah maupaun kepada lembaga yang mencetak kader-kader guru yang potensial juga kepada pemerintah selaku pembuat undang-undang dan kebijakan. Kalau semua itu bisa bersatu padu dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia saya yakin akan lebih mengangkat harkat dan martabat pendidikan kita. Karena selama ini kita masih sangat tertingal jauh dengan Negara-nagara di asia Tenggara apalagi Eropa dan Negara maju lainnya.
Bersamaan dengan itu bangsa Indonesia sedang dihadapi pada fenomena yang sangat dramatis yakni rendahnya daya saing sebagai indikator pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu. United Nation Development Project (UNDP) melaporkan bahwa Indonesia berada pada rangking 108 tahun 1998, rangking 109 tahun 1999, rangking 111 tahun 2004 dari 174 negara yang diteliti. Lebih lagi apa yang dimuat diberita (kompas, 2005) yang menyatakan bahwa separuh dari 2,6 juta guru di Indonesia tidak memiliki kompetensi yang layak untuk mengajar. Itulah kenyataan yang kita hadapi dan yang kita miliki sekarang ini.

MTs Negeri Mranggen said...

Penggunaan model pembelajaran yang inovatif memang sangat penting dan dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Namun masih ada beberapa kendala, terutama terjadi di daerah daerah terpencil, antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran inovatif. Hal ini disebabkan tidak memungkinkannya (tidak ada waktu dan biaya) guru untuk bisa mengikuti workshop, seminar atau forum ilmiah tentang model pembelajaran inovatif.
2. Kurangnya media pembelajaran/alat peraga di sekolah.
3. Belum terjangkaunya semua sekolah/madrasah oleh internet.
4. Adanya rasa pesimis oleh guru, bahwa antara guru yang rajin dengan guru yang biasa-biasa saja memiliki penghasilan/gaji yang sama.
5. Kurang berkembangnya MGMP di lingkungan sekolah.

Agus supranto,S.Pd said...

Saya sependapat dengan apa yang telah Bpk. Marsigit ungkapkan. Jadi berkaitan dengan proses pembelajaran peserta didik sebaiknya semua stakeholder harus mendukung,disamping guru itu sendiri tentunya harus kreatif. Dengan dukungan semua personil peluang keberhasilan pendidikan peserta didik di depan mata. Amiin.

alkusaeri said...

assalamualaikum wr wb
mohon maaf sebelumnya, saya bermaksud menanyakan tentang pengembangan model pembelajaran. apakah setiap model pengembangan yang ada, dalam menentukan kelayakan produk yang dihasilkan memiliki kriteria tersendiri atau pasangan masing-masing. misalnya model plomp untuk menentukan kelayakan harus menggunakan nieveen, bagaimana dengan model brog & gall, dick & carry. serta informasi-informasi lain tentang pengembanagn model pembelajaran
terima kasih sebelumnya
assalamualaikum wr wb

Twins' Lombok said...

SUMIATI
16709251056_PMC 2016
Pendidikan Matematika-S2

Assalamualaikum Wr. Wb.
Mengembangkan metode pembelajaran oleh guru memang sangat perlu dilakukan karena makin banyaknya permasalah yang dihadapi oleh siswa. Pembelajaran matematika tradisional memang kerap dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran namun alangkah lebih bagusnya jika di barengi dengan pengembangan model yang lainnya seperti : (1) Metode Eksposisi, (2) Metode Diskusi, (3) Metode Latihan dan Pemberian Tugas, (4) Metide Penemuan, (5) Metode Problem Solving, (6) Penggunaan Alat Peraga melalui siklus kegiatan diagnosis, terapeutik dan perbaikan. Artikel ini memberikan gambaran kepada kita betapa pentingnya pengembangan metode pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran matematika yang dijadikan ebagai wahana bagi guru untuk dapat mewujudkan pemilihan satu atau beberapa metode secara dinamis dan fleksibel serta dapat memenuhi kebutuhan atau tuntutan berbagai macam tuntutan akademik siswa, meningkatkan prestasi belajar, mendorong siswa belajar secara aktif, mengembangkan alat peraga dan mendorong kerjasama antar siswa.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa dan mendorong siswa dengan prestasi rendah menjadi lebih baik adalah (a) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS), (b) Pembentukan kelompok belajar, (c) Pengembangan metode diskusi kelas/ kelompok, dan (d) Pengembanagn alat peraga dan media pendidikan. Meskipun beberapa hal yang dilakukan guru tersebut tidak selalu sempurna, namun pengembangan metode tersebut akan saling melengkapi jika digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa.