tag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post6827920122619220014..comments2023-09-29T16:29:33.582+07:00Comments on Pembelajaran Matematika: Elegi Seorang Hamba Menggapai KeputusanDr. Marsigit, M.Ahttp://www.blogger.com/profile/06822765917290736454noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-21430930783048182992009-10-12T11:58:38.876+07:002009-10-12T11:58:38.876+07:00Bapak,,, seringkali saya sulit membedakan antara p...Bapak,,, seringkali saya sulit membedakan antara prasangka dan firasat.<br />Karena saya sering mengalami hal bahwa apa yang tersirat dalam hati kesimpulanya seringkali benar. Misalnya saat perasaan saya begitu kuat bahwa orang yang berbicara pada saya tidaklah benar atau sedang membual. lalu dengan sendirinya saya merasa a priori dengan apa yang ia sampaiakan. kejadian ini seringkali terjadi bahwa apa yang tersirat dalam hati kesimpulanya adalah sama (benar). di sinilah lalu seringkali sulit membedakan mana itu firasat dan mana itu prasangka. <br />dari pengalaman ini pernah saya mencoba mengingat-ingat tentang kondisi saya waktu itu. Bahwa datangnya firasat adalah ketika hati saya dan kedekatan saya denganNya begitu kuat. maka nugerah firasat (kebenaran) saya dapat. Namun jika kondisi hati saya sedang jauh dariNya yang datang hanyalah prasangka.<br />Huwallahu'alam..<br />terima kasih Bapak...<br />saya tidak tahu apa ini..Siti Salamah Graduate Student LT/Ahttps://www.blogger.com/profile/15678838474624447017noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-52885597558549234642009-03-02T22:29:00.000+07:002009-03-02T22:29:00.000+07:00Endang WahyuningsihSelamat anda telah berusaha men...Endang Wahyuningsih<BR/>Selamat anda telah berusaha menggapai Elegi Seorang Hamba Mencapai Keputusan. Itulah usaha anda menterjemahkan diri anda dan sekitar anda. Tetapi anda pun harus siap dan ikhlas diterjemahkan. Menterjemahkan adalah mensyukuri nikmat dan karunia Tuhan, sedangkan diterjemahkan adalah selalu mencari ilmu yang bermanfaat. Filsafat dan pikiran anda itu hanya sebatas pikiran atau referensi. Jika anda bermaksud pikiran-pikiran anda menjadi operasional dan funsional, maka itu telah berubah menjadi ilmu bidang atau ilmu cabang misalnya psikologi, pendidikan, dst.<BR/>Selamat atas usaha anda.Dr. Marsigit, M.Ahttps://www.blogger.com/profile/06822765917290736454noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-38519361876294075672009-03-02T21:36:00.000+07:002009-03-02T21:36:00.000+07:00Nama : Endang WahyuningsihNIM : 07301244004Kela...Nama : Endang Wahyuningsih<BR/>NIM : 07301244004<BR/>Kelas : Pend. Matematika NR C '07<BR/><BR/><BR/>Elegi Seorang Hamba Mencapai Keputusan ini benar-benar telah mengingatkan saya supaya tidak berburuk sangka kepada setiap orang yang mungkin baru saja dikenal.Terkadang tidak bisa dipungkiri bahwa kita akan menilai seseorang sesuai dengan tampilan awalnya atau hanya dari sedikit keterangan/cerita dari orang di sekitar kita tanpa mengkaji lebih dalam bagaimana sebenarnya sifat orang yang sedang kita hadapi tersebut. Seperti kasus adik angkatan saya. Sebut saja ia si A. Ia menyesal mengikuti sebuah organisasi hanya karena di sana ada beberapa orang(sekitar 5-6 orang)yang tidak disukai. Padahal Si A belum mengenal teman-teman satu organisasinya itu, terbukti ketika saya tanya siapa yang tidak disukainya, ia menjawab " Saya tidak tahu mereka siapa,yang jelas mereka seangkatan dengan saya." Memang mereka selalu berkelompok, dan kalau sudah berkumpul dengan kelompoknya, mereka sering rame, asyik dengan kelompoknya sendiri. Mungkin agak tidak cocok dengan kepribadian si A yang agak sedikit pendiam. Saya hanya bisa berkata bahwa kasus seperti itu sudah biasa dalam sebuah organisasi. Dalam organisasi akan ada banyak orang dengan berbagai macam karakter. Nah tugas kita di sana adalah bagaimana dengan berbagai macam karakter orang di dalam organisasi, kita mampu membaur dengan mereka dan bisa bersama-sama menggapai tujuan yang sama. Seperti semboyan negera kita Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda suku, agama, bahasa tapi kita tetap mempunyai satu tujuan. Saya menasihati supaya berusaha lebih mengenal saja, karena bisa jadi setelah kita benar-benar mengenalnya kelak justru mereka bisa menjadi sahabat dekat, tapi si A malah berkata "Semakin saya berusaha mengenalnya, justru semakin berprasangka buruk kepada mereka". Yang akan saya tanyakan, bagaimana meyakinkan diri sendiri untuk kembali berpikir positif ketika hati/pikiran sudah terlanjur memutuskan bahwa seseorang di mata kita buruk? Karena seperti kasus adik angkatan saya tadi, semakin kita berusaha untuk lebih mengenal, justru semakin berpikiran negatif kepada orang tersebut.Endang Wahyuningsihhttps://www.blogger.com/profile/11995218179968729856noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-41852401495812778022009-03-02T20:37:00.000+07:002009-03-02T20:37:00.000+07:00Sdri Meina BerliantiGood, anda telah melampaui pem...Sdri Meina Berlianti<BR/>Good, anda telah melampaui pemikiran elegi hamba menggapai keputusan. Hendaknya anda bedakan antara berprasangka buruk dengan meragukan sesuatu. Berprasangka buruk itu telah masuk ke dalam ruang gelap musuh pengetahuan. Sedangkan meragukan sesuatu itu masih dipersimpangan jalan. Jadi sebenar-benar ilmu jika anda mempunyai kesempatan untuk meragukannya. Namun hendaknya upayakan agar engkau dapat menemukan kepastian dari keraguan itu. Itulah seorang Rene Descartes, yang menemukan bahwa satu-satunya kepastian adalah dirinya yang meragukan itu. Namun dirinya yang pasti ternyata tidak mampu menjawab semua persoalan. Maka kepastian berikutnya adalah dirinya itulah pasti sebagai maklhuk yang tidak sempurna. Karena menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, maka Rene Descartes menemukan bahwa ada yang sumpurna, tidak lain tidak bukan adalah Tuhan.Dr. Marsigit, M.Ahttps://www.blogger.com/profile/06822765917290736454noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-85452637963580512982009-03-02T12:14:00.000+07:002009-03-02T12:14:00.000+07:00(MEINA BERLIANTI)Salam...."Elegi Seorang Hamba Men...(MEINA BERLIANTI)<BR/>Salam....<BR/><BR/>"Elegi Seorang Hamba Menggapai Keputusan"<BR/><BR/>Begitu saya membaca judul ini saya langsung tertarik untuk membacanya lebih lanjut,bukan hanya sekedar membaca judulnya saja tapi juga isi atau makna dari tulisan Bapak yang satu ini. <BR/>pada dasarnya saya termasuk salah satu orang yang sangat sulit mengambil keputusan,entah masalah apa saja seperti ketika saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah saya di UNY,atau bahwa masalah sepele sekali pun.Setelah membaca tulisan Bapak,saya tersenyum geli karena saya jadi tahu ternyata yang membuat saya sulit mengambil keputusan sealma ini adalah "Prasangka Buruk". Prasangka buruk saya terhadap keputusan yang akan saya ambil begitu kuatnya hingga membuat saya bingung dan cemas.<BR/>Tapi Pak,,,bukankah berprasangka buruk terhadap suatu keputusan yang akan kita ambil itu wajar??? karena bagaimanapun juga ketika kita berprasangka buruk artinya kita sedang mimikirkan betul-betul efek dari keputusan kita. Bagaimana menurut Bapak?<BR/><BR/><BR/>Lalu bagaimana caranya agar kita terhindar dari prasangka buruk itu Pak??<BR/><BR/><BR/><BR/>Terimakasih banyak Pak....<BR/><BR/>Wasalam...MEINA berliantihttps://www.blogger.com/profile/07603389978198381802noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-47339278043100036622009-03-01T16:17:00.000+07:002009-03-01T16:17:00.000+07:00If we want to learn something, we must get informa...If we want to learn something, we must get information from outside parties, or to see direct knowledge learned, and we should be able to remove the fear in learning the knowledge.<BR/><BR/>oleh: Narita Yuri A.<BR/>Matematika Reg 2008<BR/>08305141013naritahttps://www.blogger.com/profile/06368821686697479199noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-86279583674831931042009-03-01T16:15:00.000+07:002009-03-01T16:15:00.000+07:00if we want to learn something, we must get informa...if we want to learn something, we must get information from outside parties, or to see direct knowledge learned, and we should be able to remove the fear in learning the knowledgenaritahttps://www.blogger.com/profile/06368821686697479199noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-11122798069583421462009-02-27T11:58:00.000+07:002009-02-27T11:58:00.000+07:00Hendaknya kita menggunakan pengetahuan dan fikiran...Hendaknya kita menggunakan pengetahuan dan fikiran yang jernih dalam mengambil suatu keputusan. Janganlah kita merasa cukup atas pengetahuan yang kita peroleh, karena sesungguhnya masih banyak pengetahuan yang lebih dari itu. Semakin banyak pengetahuan yang kita dapatkan, diharapkan kita bisa lebih tepat dalam mengambil keputusan.<BR/><BR/>Oleh:<BR/>Nama: Luthfiana Fatmawati<BR/>NIM : 06301241028<BR/>Kelas: Pend. Matematika Reg 2006Luthfiana Fatmawatihttps://www.blogger.com/profile/00028545504775376240noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-39050723331772957732009-02-27T11:47:00.000+07:002009-02-27T11:47:00.000+07:00This comment has been removed by the author.Luthfiana Fatmawatihttps://www.blogger.com/profile/00028545504775376240noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8617870612000619568.post-19023695380894499642009-02-26T10:10:00.000+07:002009-02-26T10:10:00.000+07:00Elegi Seorang Hamba Menggapai Keputusan ini mengin...Elegi Seorang Hamba Menggapai Keputusan ini mengingatkan kita untuk selalu selalu berpikir dan menggunakan pengetahuan kita sebelum mengambil suatu keputusan. Dalam mengambil suatu keputusan, janganlah ada prasangka buruk. Karena kalau ada prasangka buruk, kita tidak akan mengambil keputusan dengan tepat.<BR/><BR/>Oleh: Isti Hardiyanti K<BR/> Pend. Matematika Reg 2006<BR/> 06301241046isti_hardiyantihttps://www.blogger.com/profile/03335891720947675125noreply@blogger.com